POTENSI HHBK MADU DALAM WILAYAH KERJA UPTD KPH ROTE NDAO
Salah
satu produk hasil hutan bukan kayu (HHBK) yang menjadi prioritas pengembangan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan saat ini dan menjadi komoditas
unggulan adalah madu. Madu merupakan salah satu produk hasil hutan yang sudah
lama dikenal oleh masyarakat dan memiliki banyak manfaat, diantaranya sebagai
suplemen kesehatan, kecantikan, anti toksin, obat luka, dan sebagai bahan baku
dalam industri makanan dan minuman. Dengan luas hutan yang mencapai 120,98 juta
ha (Statistik Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup Tahun 2014) maka
potensi pengembangan madu di Indonesia cukup besar. Diperkirakan rata-rata
produksi madu seluruh Indonesia sekitar 4.000 ton setiap tahunnya, dan dari
produksi tersebut sekitar 75 % dihasilkan dari perburuan madu liar di hutan
(Kuntadi, 2008)
Madu
merupakan salah satu produk kesehatan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat
karena kandungan yang dimilikinya mampu membantu meningkatkan daya tahan tubuh
dari berbagai penyakit. Selain untuk dikonsumsi langsung oleh masyarakat, madu
juga dipergunakan sebagai bahan baku bagi industri makanan dan minuman dan
tambahan bahan dalam kosmetik. Dari keseluruhan total kebutuhan madu di
Indonesia per tahunnya, 10.000 ton madu diantaranya merupakan jumlah kebutuhan
bagi industri, sedangkan sisanya yakni 3.000 ton merupakan jumlah madu yang
dikonsumsi oleh masyarakat.
Seiring
meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dengan
mengkonsumsi makanan dan minuman alami juga menjadi faktor yang meyakinkan
perusahaanperusahaan pengolahan madu bahwa konsumsi masyarakat terhadap produk
madu juga akan semakin meningkat sehingga mendorong peningkatan perkembangan
industri permaduan Indonesia. Meningkatnya kesadaran masyarakat dan keyakinan perusahaan
pengolahan madu akan menyebabkan tingginya tingkat persaingan antar perusahaan
pengolahan madu.
Secara
alami bentang alam Rote Ndao merupakan habitat yang baik untuk lebah madu,
setidaknya hal ini lebah madu telah lama menjadi sumber penghasilan bagi
masyarakat Rote Ndao. Keberadaan koloni lebah yang berlimpah di hutan Rote Ndao
menjadikan daerah ini merupakan salah satu sentra pemasok madu di Provinsi Nusa
Tenggara Timur. Hal tersebut menjadi tantangan bagi KPHP Rote Ndao untuk dapat
mengambil peluang mengembangkan potensi pengolahan madu menjadi sentra bisnis
KPHP. Pengembangan bisnis pengolahan madu tentunya membutuhkan perencanaan yang
cukup matang yang melibatkan banyak aspek keterkaitannya dengan bisnis. Oleh karena itu, upaya ini perlu diawali oleh
suatu studi yang mendalam mencakup aspek pasar, aspek manajemen organisasi,
aspek operasional, aspek finansial serta kajian kekuatan dan kelemahan dari
bisnis ini.
Komentar
Posting Komentar